Pernah terbayang, tidur di rumah yang berada di dekat rel kereta. Setiap menit dan jam akan terganggu suara deru kereta melintas. Tak pelak siang dan malam selalu membisiki, tak terkecuali. Meski rumah berjejer tinggi menjulang, tetap suara merdu alunan gesekan roda kereta terdengar hingga ke sanubari.

Rumah-rumah kardus di pinggir rel kereta memang sudah beberapa lama tak terlihat lagi. Mereka sudah berpindah tempat. Entah dimana, sebab mereka tak mampu membayar uang sewa jika mengontrak. Janji penguasa atas kampung yang nyaman pun tak kunjung hadir. Berganti urukan tanah di utara jakarta menggusur nelayan tak berdasi untuk pergi lantaran tak ada ikan mau menghampiri jala-jalanya. Atau urukan tanah bercampur CSR untuk rumah susun bersewa mahal dari konglomerat jakarta. Entah apa yang mereka pertaruhkan untuk mempertebal dompet dengan gelontoran intrik kalangan elit yang sulit dipahami rakyat saat ekonomi sulit. 

Ratusan bahkan ribuan warga gusuran mulai terancam terusir dari rumah-rumah susun, katanya. Lantaran uang sewa yang tinggi tak mampu mereka bayar kepada pengelola. Ya, rumah susun untuk warga miskin kota layaknya apartemen warga kaya kota dengan segudang permintaan dan permasalahan.

Rumah di dekat rel kereta tetap mampu membuat pemiliknya nyaman tidur meski deru roda kereta terus bersahut-sahutan tiap menit berganti. 

Ya, kenyamanan yang tak dirasakan oleh orang-orang yang tergusur. Ya, kenyamanan yang tak dirasakan oleh nelayan tak berdasi yang hanya berharap pulang dapat tangkapan banyak untuk dijual di pasar ikan dan uang nya untuk keluarga makan sehari-hari. Ya, kenyamanan yang tak lagi dirasakan saat pluralisme dan tatanan norma sudah tercabik oleh oknum.

Orang yang nyenyak tidur di rumah dekat rel kereta artinya dia tahu dan sadar bahwa kereta yang melintas di dekatnya hampir setiap menit berada di atas rel yang disiapkan. Rel itu akan memandu kereta sampai tujuan nya. Orang itu benar-benar nyenyak tanpa peduli suara deru yang menggema tatkala kereta melintas.

Keyakinan yang luar biasa. Meski diluar hingar bingar tetapi ia mencoba sebisa mungkin agar kebisingan di luar rumah bisa diabaikan atau diperkecil volumenya sehingga tetap terdengar merdu dan syahdu.

Sulit untuk digugu dan ditiru kecuali mereka yang sudah siap untuk dewasa. Laksana seekor ikan di lautan yang berusaha dagingnya tetap nikmat disantap tanpa takut keasinan. 

Mereka benar-benar menjadi pioneer kebaikan yang selalu mampu menjadi filter atas hal-hal keburukan yang terjadi di sekeliling nya setiap hari. Apapun yang terjadi di sekeliling nya, maka ia tetap empati namun tidak berbaur pada hal-hal yang bising macam gesekan roda dan besi rel kereta yang meski hasilkan suara merdu tapi menjerumuskan.